Untuk meningkatkan power mesin 4-tak salah satunya dengan memperbesar klep.
Klep besar dimaksudkan agar udara dan bahan bakar yang masuk lebih banyak.
Sehingga menghasilkan pembakaran yang besar dan power yang besar.
Setelah menentukan diameter klep isap dibarengi juga menentukan diameter payung klep buang.
Baca Juga : Viral! Video Polisi Bubarkan dan Tangkap Motor Pengiring Mobil Jenazah, Sempat Terjadi Keributan
Baca Juga : Kasus Oknum Polisi Main Tilang Motor Lampu AHO, Akhirnya Bikin Miris
Tentu penggantian klep ini dikerjakan oleh tukang bubut khusus supaya hasilnya maksimal.
Menentukan ukuran diameter klep ex atau buang yang
optimal ada patokannya.
Ada yang bilang diameter klep buang yang bagus berkisar 0,77 sampai dengan 0,8 dari diameter klep isap.
Ini cocok untuk mesin motor matic atau bebek yang hanya didukung 2 klep. Satu klep isap dan 1 klep buang.
Baca Juga : Parah, Motor Hajar Truk, Korban Ogah Ditolong, Tewas Lantaran Beling
Misalkan di motor bebek 110 cc atau matic 150 cc diameter payung klep isap 28 mm, maka diameter payung klep buang bermain diangka 21,5 mm sampai 22,4 mm.
Angka segitu dianggap beberapa mekanik lokal terlalu kecil.
Namun, jika mengacu pada buku pemakaian flowbench keluaran Superflow SF-110/120, ini sangat bagus.
Dalam buku keluaran Superflow, dijelaskan kalau kebanyakan mesin balap yang sudah ada punya flow di lubang buang 80% - 90% dari lubang isap.
Angka ini dianggap terlalu besar.
Dari tes yang dilakukan, power tidak bisa berkembang jika flow lubang buang lebih besar dari 60% flow intake.
Biar enggak bingung, MOTOR Plus pernah tanya ke M. Iman Santoso yang jebolan Politeknik Mekanik Swiss.
Dia juga pernah melakukan riset langsung di motor lokal seperti Yamaha Mio.
Baca Juga : Takjub! Pengusaha Bandung Koleksi Puluhan Motor Yamaha RX-King Langka
Kata Iman, kalau berpatokan pada buku Four Stroke Performance Tuning karya A. Graham Bell, besarnya diameter payung klep buang 0,80–0,85 dari diameter klep isap.
Tapi, Iman punya patokan sendiri dari hasil risetnya.
“Kalau untuk motor matik lokal, pasnya 0,80–0,83 dari diameter klep isap,” tegas Iman yang dulu bergabung di komunitas skubek Vertex Bandung, Jawa Barat itu.
Jadi, jika dari regulasi klep isap diperbolehkan maksimal 28 mm, tinggal dikalikan saja dengan 0,80-0,83 mm.
Jika diambil dari rata-ratanya, 0,82x28 = 22,96 atau 23 mm.
Begitupun kalau pakai klep isap 27 mm. Maka klep ex yang optimalnyanya 22,5 mm.
Namun, jika mengacu pada buku pemakaian flowbench keluaran Superflow SF-110/120, ini sangat bagus.
Dalam buku keluaran Superflow, dijelaskan kalau kebanyakan mesin balap yang sudah ada punya flow di lubang buang 80% - 90% dari lubang isap.
Angka ini dianggap terlalu besar.
Dari tes yang dilakukan, power tidak bisa berkembang jika flow lubang buang lebih besar dari 60% flow intake.
Biar enggak bingung, MOTOR Plus pernah tanya ke M. Iman Santoso yang jebolan Politeknik Mekanik Swiss.
Dia juga pernah melakukan riset langsung di motor lokal seperti Yamaha Mio.
Baca Juga : Takjub! Pengusaha Bandung Koleksi Puluhan Motor Yamaha RX-King Langka
Kata Iman, kalau berpatokan pada buku Four Stroke Performance Tuning karya A. Graham Bell, besarnya diameter payung klep buang 0,80–0,85 dari diameter klep isap.
Tapi, Iman punya patokan sendiri dari hasil risetnya.
“Kalau untuk motor matik lokal, pasnya 0,80–0,83 dari diameter klep isap,” tegas Iman yang dulu bergabung di komunitas skubek Vertex Bandung, Jawa Barat itu.
Jadi, jika dari regulasi klep isap diperbolehkan maksimal 28 mm, tinggal dikalikan saja dengan 0,80-0,83 mm.
Jika diambil dari rata-ratanya, 0,82x28 = 22,96 atau 23 mm.
Begitupun kalau pakai klep isap 27 mm. Maka klep ex yang optimalnyanya 22,5 mm.
No comments: