Naik stroke tujuannya adalah agar langkah piston bisa lebih panjang dari standarnya. Dengan begitu, torsi yang dimuntahkan oleh mesin bisa lebih besar. Soal stroke up ini sudah pernah dibahas di artikel sebelumnya, yang belum nyimak monggo mampir lagi kesini : Penjelasan Stroke Up Bikin Mesin Rasa Balap. Dan pada kesempatan kali ini gue bakal menuhin janji untuk membahas segala kelebihan dan kekurangan alias plus minus stroke up buat mesin motor harian.
Nah, motor-motor drag biasanya melakukan ubahan langkah mesin ini untuk mengejar time yang cepat di trek yang pendek. Tapi modifikasi mesin yang ini sebenarnya bisa aja dipakai buat harian loh. Justru pada penggunaan harian, karakter mesin bakal lebih asik buat stop n go. Sampai saat ini, ada 3 metode yang biasa dilakukan mekanik yaitu menggeser big end, pakai pen stroke aftermarket berbentuk offset ataupun swap stroke. Tujuannya sama, tapi masing-masing punya kekurangan dan kelebihan dalam penerapannya. Oke, kita bahas dulu sebelum beralih mengulas plus minus stroke up secara general.
Pen Stroke, Rentan Melintir
Kebanyakan mekanik mengubah langkah stroke dengan cara menggeser lubang big end meski terkesan cara tersebut lebih tradisional. Mungkin, beberapa dari mereka punya pengalaman yang kurang berkesan pada pen stroke. Terutama dalam hal durabilitas jika dibandingkan pakai pen stroke. Kalau dianalisa dengan logika sepertinya sangat masuk akal, sebab pen stroke sangat mengandalkan kekuatan las pada big end ke daun kruk as. Kuatnya hasil las tergantung dari kemampuan tukang las. Tapi nggak menutup kemungkinan tetap bisa saja melintir, sebab luas bidang las relatif lebih kecil. Apabila kruk as sudah melintir, mesin bakal bergetar (mungkin lebih tepatnya gempa).
Solusi stroke up dengan biaya murah dan express yang ditawarkan pen stroker tetap saja menggiurkan bagi penghemat isi dompet. Pen stroke aftermarket yang dijual di pasaran kisaran Rp 300 ribu. Ini pun sepaket sama bearing bambu belah dengan pemasangan yang lebih mudah.
Geser Big End Ribet Dan Mahal
Untuk geser big end, harus dilakukan bengkel bubut terlatih dan spesialis dalam belah membelah kruk as. Nggak cuma itu, skillnya dalam balancing kruk as juga harus dipertimbangkan agar kruk as nggak gampang melintir. Oleh karena itulah, waktu yang dibutuhkan jauh lebih lama karena banyaknya proses yang dilalui. Dari segi harga, lebih mahal dibanding penggunaan pen stroke aftermarket.
Nah, motor-motor drag biasanya melakukan ubahan langkah mesin ini untuk mengejar time yang cepat di trek yang pendek. Tapi modifikasi mesin yang ini sebenarnya bisa aja dipakai buat harian loh. Justru pada penggunaan harian, karakter mesin bakal lebih asik buat stop n go. Sampai saat ini, ada 3 metode yang biasa dilakukan mekanik yaitu menggeser big end, pakai pen stroke aftermarket berbentuk offset ataupun swap stroke. Tujuannya sama, tapi masing-masing punya kekurangan dan kelebihan dalam penerapannya. Oke, kita bahas dulu sebelum beralih mengulas plus minus stroke up secara general.
Pen Stroke, Rentan Melintir
Kebanyakan mekanik mengubah langkah stroke dengan cara menggeser lubang big end meski terkesan cara tersebut lebih tradisional. Mungkin, beberapa dari mereka punya pengalaman yang kurang berkesan pada pen stroke. Terutama dalam hal durabilitas jika dibandingkan pakai pen stroke. Kalau dianalisa dengan logika sepertinya sangat masuk akal, sebab pen stroke sangat mengandalkan kekuatan las pada big end ke daun kruk as. Kuatnya hasil las tergantung dari kemampuan tukang las. Tapi nggak menutup kemungkinan tetap bisa saja melintir, sebab luas bidang las relatif lebih kecil. Apabila kruk as sudah melintir, mesin bakal bergetar (mungkin lebih tepatnya gempa).
Solusi stroke up dengan biaya murah dan express yang ditawarkan pen stroker tetap saja menggiurkan bagi penghemat isi dompet. Pen stroke aftermarket yang dijual di pasaran kisaran Rp 300 ribu. Ini pun sepaket sama bearing bambu belah dengan pemasangan yang lebih mudah.
Geser Big End Ribet Dan Mahal
Untuk geser big end, harus dilakukan bengkel bubut terlatih dan spesialis dalam belah membelah kruk as. Nggak cuma itu, skillnya dalam balancing kruk as juga harus dipertimbangkan agar kruk as nggak gampang melintir. Oleh karena itulah, waktu yang dibutuhkan jauh lebih lama karena banyaknya proses yang dilalui. Dari segi harga, lebih mahal dibanding penggunaan pen stroke aftermarket.
Kelebihan Stroke Up Pada Motor harian
Kompresi lebih padat
Torsi lebih besar
Karakter mesin agresif
Bensin relatif lebih irit
Mengubah langkah piston seperti di atas bikin kompresi mesin menjadi lebih padat sebab piston lebih banyak menghisap dan memampatkan udara. Hasilnya torsi dari mesin motor otomatis bertambah sehingga mesin terasa sangat bertenaga di putaran bawah. Ini juga akan mempengaruhi powerband yang bergeser pada RPM lebih rendah. Maksudnya adalah, power maksimal bakal bisa diraih pada RPM yang lebih kecil. Dan kalian nggak perlu pelintir gas dalam-dalam untuk mengail tenaga, dengan begitu bukaan skep karbu juga nggak terlalu menganga.
Kekurangan Naik Stroke Buat Motor Harian
Getaran mesin lebih terasa
Suhu mesin cepat dan lebih panas
Perawatan lebih intensif
Pemasangan rumit dan mahal
Kurang rata saat membalanskan kruk as bikin mesin gemetar nggak karuan. Mencari titik seimbang saat pemasangan stang piston baru juga terbilang susah. Sementara kalau terjadi kerusakan kruk as, mekanik harus melakukan 2 kali kerja yaitu buka head dan crankcase.
Tentunya harga kruk as alias crankshaft itu lumayan mahal. Biaya jasa naik stroke juga lumayan mahal sebab perlu dibawa ke bengkel bubut berpengalaman. Jadi kalau kalian hendak naik stroke buat harian mending kumpulin dulu duitnya.
Kekurangan Dan Kelebihan Stroke Up Buat Mesin Harian
Reviewed by vina andria
on
September 08, 2020
Rating:
No comments: